Jumat, 18 Juli 2014

Macam-Macam Dolanan Jawa

Macam-macam Permainan/Dolanan Anak Masa Kecil

Pada masa kecil saya dulu (sekitar tahun 80-an) dikenal berbagai macam permainan/Dolanan yang sangat mendidik, baik dari sisi fisik maupun kemampuan manajerial. Pada masa itu Acara TV hanya ada TVRI dan dimulai pada jam 16.30, sehingga anak-anak lebih banyak “Dolanan” dari pada menonton TV. Berbeda dengan masa sekarang. Disamping itu pada masa tersebut Permaian individualis seperti video game ataupun PS dan Nintendo belum ada, sehingga pada saat pulang sekolah atau masa istirahat sekolah, atau pada saat liburan sekolah semua anak berkumpul di lapangan (paling tidak tanah lapang atau halaman orang) untuk bermain/Dolanan. Dolanan itu ada yang bersifat fisik, dan ada yang bersifat ketrampilan. Ada yang dimainkan hanya oleh anak laki-laki dan ada pula yang hanya dimainkan oleh perempuan.
Berikut ini daftar permainan /Dolanan masa kecil yang bersifat Fisik yang masih bisa saya ingat:
1.       Engklek
Permainan yang sudah dikenal luas di seluruh dunia. Cara bermain dengan membuat pola kotak-kotak berurutan di tanah/lantai dan kemudian tiap pemain melompatinya dengan satu kaki sementara satu kaki lainnya menggantung (engklek), makanya disebut juga “Engklek”.

2.       Dampu
Permainan ini biasanya dimainkan 2 sampai 4 peserta. Masing-masing pemain mempunyai batu yang pakai sebagai  “Gacuk”. Gacuk tersebut dilempar ke arah garis di depan yang telah disepakati  seluruh pemain. Pemain yang berhasil melempar Gacuk terdekat dengan garis akan diberi kesempatan menyepak pertama gacuk tersebut dengan kaki ke arah gacuk lawan. Cara menyepaknya tidak seperti  sepak bola, tapi dengan tumpuan tumit dan menggunakan ujung jari kaki. Sampai disini saya sudah agak lupa aturan permainan ini.
3.       Gayak Lari (Lompat tali)
Permainan ini termasuk yang paling populer diantara anak-anak khususnya perempuan. Dimainkan minimal 3 pemain, dua pemain memegangi tali dan satu lagi melompatinya. Pada masa kecil saya digunakan karet gelang yang di “Ronce” sehingga menjadi tali elastic yang panjang.
4.       Kontrakol
Permainan ini dikenal di daerah saya di Makamhaji, mungkin di luar wilayah tersebut dikenal dengan nama yang lain. Cara bermainnya adalah dengan membuat lingkaran besar di tanah (kira-kira berdiameter 2m) dengan lingkaran kcil di tengah tempat menaruh tumpukan “Kreweng”/”Wingko” (pecahan genting). Wingko yang ditumpuk jumlahnya biasanya 10-15 wingko. Kemudian dari jarak tertentu kira-kira 4-5m dari tumpukan tersebut para pemain (biasanya terdiri dari 2 tim) menggelindingkan bola (biasanya bola tenis) kea rah tumpukan wingko sampai rubuh. Sampai disini saya juga lupa aturan permainan berikutnya. Maklum sudah lebih dari 25 tahun yang lalu hahaha.
5.       Jeg-jegan (Betengan)
Permainan ini terdiri dari dua tim, masing masing tim terdiri dari 2 orang atau lebih, bahkan bisa belasan anak dalam satu tim. Tiap tim mempunyai tempat /beteng/”Jeg” yang biasanya merupakan pohon yang besar. Jarak antara Beteng satu dengan beteng lawannya sekitar 10m atau paling tidak saling bisa melihat. Tiap pemain berusaha untuk nge-“Jeg” beteng lawan dengan konsekwensi kalo tertangkap/Kecandhak jadi tawanan. Tim yang bisa menyentuh beteng lawan (nge-Jeg) pertama dialah pemenangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar